hyde

hyde

Senin, 19 November 2012

Kemenangan yang Tak Terlupakan



 Berawal ketika aku masih duduk di bangku kelas enam SD. Waktu itu di kelas, Saya, kakak saya Pandu Siwi dan teman-teman saya Nanda Rusbahadiah, Fauzi Adhara, dan Ahmad Fauzi sedang mengikuti pelajaran yang berlangsung. Waktu itu kami belajar Matematika, sekitar pukul 09.00 dengan tenangnya kami belajar mata pelajaran tersebut. Beberapa orang dari teman-teman saya cukup mengerti dengan apa yang dijelaskan oleh guru saya Pak Rahyat, tetapi sepertinya materi matematika kali ini terasa sulit buat saya, itulah sebabnya saya agak malas mengikuti materi yang dijelaskan oleh guru saya itu.

                Bel sekolah berbunyi dua kali,itu merupakan tanda waktu istirahat sudah tiba, tetapi sebelum kami semua beristirahat, Pak Rahyat tiba-tiba memberitahukan kepada kami bahwa akan diadakan lomba cerdas cermat antar kelas. Lomba itu diadakan untuk memperingati Isra Mi’raj yang dua hari lagi akan tiba. Pak Rahyat kemudian menjelaskan semua peraturan yang akan dijalankan di acara tersebut. Selesai menjelaskan semua peraturan, Pak Rahyat kemudian bertanya kepada kami semua apakah ada dari kami semua yang berminat mengikuti acara ini. Satu tim di setiap kelas terdiri dari tiga orang. Melihat adanya peluang untuk menguji kemampuan kami, Saya, Nanda Rusbahadiah dan Fauzi Adhara sepakat untuk mengikuti lomba ini. Dengan demikian kami bertiga memberitahukan kepada Pak Rahyat bahwa kami bertigalah yang akan maju mewakili kelas kami, Tetapi saya penasaran materi apakah yang akan diujikan di perlombaan nanti. Kemudian saya pergi menghampiri Pak Rahyat dan berkata “ Pak, soal yang akan diujikan di cerdas cermat nanti kaya gimna sih?. ” dan Pak Rahyat menjawab “ Ya soal-soal tentang keagamaan .“ “ Oh begitu, makasih Pak.” Ujar ku. “ Sama-sama. “ kata Pak Rahyat. Saya pun merasa senang dengan apa yang dikatakan Pak Rahyat, tadinya saya pikir akan ada soal matematikanya, apalagi materi matematika yang diajarkan oleh Pak Rahyat sebelumnya tidak begitu saya mengerti. Dengan begini saya bisa bernafas lega.

                Esok hari di sekolah, Saya, Nanda, dan Fauzi mulai mempersiapkan diri untuk menghadapi perlombaan yang akan dilaksanakan satu hari lagi. Kami mempersiapkan diri dengan cara terus berusaha  memahami materi keagamaan yang diajarkan guru kami Pak Ajat, beliau mengajar dengan sangat sabar kepada kami, sehingga kami bisa dengan mudah memahami materi yang diajarkan.

                Setelah satu hari sebelumnya sibuk mempersiapkan diri, akhirnya hari perlombaan pun tiba. Saya, Nanda, dan Fauzi sudah berada di sekolah sejak pukul 08.00, hari itu adalah hari untuk memperingati Isra  Mi’raj, dan perlombaan cerdas cermatnya dimulai pukul 09.00. Sebelum perlombaan dimulai, Saya, Nanda, dan Fauzi serta teman-teman sekelas berdoa terlebih dahulu, hal ini kami dilakukan agar kami diberikan kemudahan oleh Allah swt dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan oleh penguji. Waktu di jam dinding menunjukan pukul 09.00, kami bertiga pun segara menuju ke ruang perlombaan, tetapi terjadi hal yang tidak terduga oleh kami, ternyata penguji dalam acara ini tidak lain dan tidak bukan  adalah wali kelas kami Pak Rahyat. Sungguh hal ini benar-benar membuat kami terkejut.

                Tak lama kemudian perlombaan pun dimulai, di dalam ruangan ada tiga kelas yang mengikuti perlombaan ini, kelas 6C yaitu kelas Saya, Nanda, dan Fauzi, dan yang lainnya kelas 6A dan 6B. Walaupun mereka tim dari kelas yang cukup kuat, kami sama sekali tidak gentar menghadapi meraka. Perlombaan pun segera dimulai, Pak Rahyat menjelaskan peraturan-peraturannya terlebih dahulu dan kemudian mulai mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk ketiga tim.

                Tidak terasa sudah banyak pertanyaan yang berhasil kami jawab, lalu Pak Rahyat mengumumkan perolehan skor yang didapat oleh ketiga tim. Tim dari kelas 6A dan 6B memperoleh skor  110, sedangkan tim kami dari kelas 6C memperoleh skor 115. Begitu mendengar bahwa skor kami adalah skor yang tertinggi, kami bertiga merasa sangat senang, ini berarti sudah dipastikan bahwa tim kamilah yang menjadi juara pertamanya. Sedangkan tim-tim dari kelas 6A dan 6B harus mengikuti babak tambahan untuk menentukan juara kedua dalam perlombaan ini. Begitu kelas 6A dan 6B selesai mengikuti babak tambahan, Pak Rahyat pun langsung mengumumkan pemenang-pemenang dalam perlombaan ini. Juara ketiga diraih oleh tim dari kelas 6B, juara kedua diraih oleh tim dari kelas 6A, dan juara pertama dalam perlombaan ini diraih oleh tim dari kelas kami yaitu kelas 6C. Ketika mendengar pengumuman ini Saya, Nanda, dan Fauzi bersorak gembira.

                Tapi kemenangan ini ternyata tidak diterima dengan baik oleh beberapa siswa dari kelas lain. Mereka mengatakan bahwa kami bertiga tidak bertanding dengan jujur dalam perlombaan ini, dengan kata lain curang, padahal kami sama sekali tidak melakukan hal seperti yang mereka katakan kepada kami. Merasa kami tidak melakukan hal yang dituduhkan, kami bertiga tetap bersorak gembira atas kemenangan kami “ Yeah ! ! ! “. Teman-teman sekelas kami pun ikut merasa senang atas apa yang telah kami capai dan mereka pun merasa bangga kepada kami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar