hyde

hyde

Jumat, 19 Oktober 2012

Sejarah Jurnalistik


Sejarah Jurnalistik Internasional

Johann Carolus’s relation aller Fürnemmen und gedenckwürdigenHistorien (account of all distinguished and commemorable news), diterbitkantahun 1605 di Strassburg, sering diakui sebagai surat kabar pertama.Keberhasilan pertama harian berbahasa Inggris, Courant harian, diterbitkan1702-1735. Sekolah khusus pertama untuk jurnalisme, Missouri School ofJournalism, didirikan pada tahun 1908 di Amerika Serikat oleh Walter Williams.Reformasi surat kabar Diario Carioca pada 1950-an biasanya disebut sebagaikelahiran jurnalisme modern di Brasil. Pada tahun 1920, penulis Walter Lippmann dan Seorang Filusuf Amerika John Dewey berdebat atas peran jurnalisme dalam demokrasi. Filosofi mereka berbeda  dan masih mewarnai perdebatan tentang peran jurnalisme dalam masyarakat dan negara-bangsa.




Jika surat kabar didefinisikan oleh kriteria fungsional publisitas, periodisitasseriality, dan mata uang atau aktualitas (yaitu, sebagai rangkaian saat-urusantunggal teratur diterbitkan pada interval pendek yang cukup untuk mengikutiberita masuk) maka itu adalah surat kabar pertama di Eropa  sejarawan Inggrispencetakan Stanley Morison, menggunakan kriteria format dari pada fungsi,menyatakan bahwa Relation harus diklasifikasikan sebagai suatu newsbook,dengan alasan bahwa hal itu masih menggunakan format dan sebagian besarkonvensi buku itu dicetak dalam ukuran kuarto dan teks diatur dalam kolomlebar tunggal. dengan definisi ini, koran pertama di dunia adalah CouranteBelanda uyt Italien, Duytslandt, & c. dari 1618, tetapi dengan definisi yang sama tidak, Jerman publikasi berita Inggris, Perancis atau Italia mingguan (ataubahkan setiap hari) dari paruh pertama abad ke-17 dapat dianggap "koran".

Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Journalism


Pada awalnya, komunikasi antar manusia sangat bergantung pada komunikasi dari mulut ke mulut. Catatan sejarah yang berkaitan dengan penerbitan media massa terpicu penemuan mesin cetak oleh Johannes Gutenberg. Sejarah Jurnalisme Indonesia diawali saat perkembangan kegiatan jurnalistik oleh Belanda. Beberapa pejuang kemerdekaan Indonesia pun menggunakan jurnalisme sebagai alat perjuangan. Di era-era inilah Bintang Timur, Bintang Barat, Java Bode, Medan Prijaji, dan Java Bode terbit.
Pada masa pendudukan Jepang mengambil alih kekuasaan, koran-koran ini dilarang. Akan tetapi pada akhirnya ada lima media yang mendapat izin terbit: Asia Raja, Tjahaja, Sinar Baru, Sinar Matahari, dan Suara Asia. Kemerdekaan Indonesia membawa berkah bagi jurnalisme. Pemerintah Indonesia menggunakan Radio Republik Indonesia sebagai media komunikasi. Menjelang penyelenggaraan Asian Games IV, pemerintah memasukkan proyek televisi. Sejak tahun 1962 inilah Televisi Republik Indonesia muncul dengan teknologi layar hitam putih.
Masa kekuasaan presiden Soeharto, banyak terjadi pembreidelan media massa. Kasus Harian Indonesia Raya dan Majalah Tempo merupakan dua contoh kentara dalam sensor kekuasaan ini. Kontrol ini dipegang melalui Departemen Penerangan dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Hal inilah yang kemudian memunculkan Aliansi Jurnalis Indepen yang mendeklarasikan diri di Wisma Tempo Sirna Galih, Jawa Barat. Beberapa aktivisnya dimasukkan ke penjara.
Titik kebebasan pers mulai terasa lagi saat BJ Habibie menggantikan Soeharto. Banyak media massa yang muncul kemudian dan PWI tidak lagi menjadi satu-satunya organisasi profesi. Kegiatan jurnalisme diatur dengan Undang-Undang Penyiaran dan Kode Etik Jurnalistik yang dikeluarkan Dewan Pers.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar