Sejarah Jurnalistik Internasional
Johann Carolus’s relation aller Fürnemmen und gedenckwürdigenHistorien (account
of all distinguished and commemorable news), diterbitkantahun 1605 di Strassburg, sering diakui
sebagai surat kabar pertama.Keberhasilan pertama harian
berbahasa Inggris, Courant harian, diterbitkan1702-1735. Sekolah khusus pertama
untuk jurnalisme, Missouri School ofJournalism, didirikan pada
tahun 1908 di Amerika Serikat oleh Walter Williams.Reformasi surat
kabar Diario Carioca pada 1950-an biasanya disebut
sebagaikelahiran jurnalisme modern di Brasil. Pada tahun 1920, penulis Walter Lippmann dan
Seorang Filusuf Amerika John Dewey berdebat atas peran jurnalisme dalam
demokrasi. Filosofi mereka berbeda dan masih mewarnai perdebatan tentang
peran jurnalisme dalam masyarakat dan negara-bangsa.
Jika surat kabar didefinisikan oleh kriteria fungsional publisitas, periodisitasseriality, dan
mata uang atau aktualitas (yaitu, sebagai rangkaian saat-urusantunggal teratur diterbitkan pada
interval pendek yang cukup untuk mengikutiberita masuk) maka
itu adalah surat kabar pertama di Eropa sejarawan
Inggrispencetakan Stanley Morison, menggunakan kriteria format dari
pada fungsi,menyatakan bahwa Relation harus diklasifikasikan
sebagai suatu newsbook,dengan alasan bahwa hal itu masih menggunakan format dan
sebagian besarkonvensi buku itu dicetak dalam ukuran kuarto dan teks diatur
dalam kolomlebar tunggal. dengan definisi ini, koran pertama
di dunia adalah CouranteBelanda uyt Italien, Duytslandt, & c. dari
1618, tetapi dengan definisi yang sama tidak, Jerman publikasi berita Inggris,
Perancis atau Italia mingguan (ataubahkan setiap hari) dari paruh
pertama abad ke-17 dapat dianggap "koran".
Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Journalism
Pada awalnya, komunikasi antar manusia sangat bergantung pada
komunikasi dari mulut ke mulut. Catatan sejarah yang berkaitan dengan
penerbitan media massa terpicu penemuan mesin cetak oleh Johannes
Gutenberg. Sejarah Jurnalisme Indonesia diawali saat perkembangan kegiatan
jurnalistik oleh Belanda. Beberapa pejuang kemerdekaan Indonesia pun
menggunakan jurnalisme sebagai alat perjuangan. Di era-era inilah Bintang
Timur, Bintang Barat, Java Bode, Medan Prijaji, dan Java Bode terbit.
Pada masa pendudukan Jepang mengambil alih kekuasaan, koran-koran
ini dilarang. Akan tetapi pada akhirnya ada lima media yang mendapat izin
terbit: Asia Raja, Tjahaja, Sinar Baru, Sinar Matahari, dan Suara
Asia. Kemerdekaan Indonesia membawa berkah bagi jurnalisme. Pemerintah Indonesia
menggunakan Radio Republik Indonesia sebagai media komunikasi. Menjelang
penyelenggaraan Asian Games IV, pemerintah memasukkan proyek televisi. Sejak
tahun 1962 inilah Televisi Republik Indonesia muncul dengan teknologi layar
hitam putih.
Masa kekuasaan presiden Soeharto, banyak terjadi pembreidelan media
massa. Kasus Harian Indonesia Raya dan Majalah Tempo merupakan dua contoh
kentara dalam sensor kekuasaan ini. Kontrol ini dipegang melalui Departemen
Penerangan dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Hal inilah yang kemudian
memunculkan Aliansi Jurnalis Indepen yang mendeklarasikan diri di Wisma Tempo
Sirna Galih, Jawa Barat. Beberapa aktivisnya dimasukkan ke penjara.
Titik kebebasan pers mulai terasa lagi saat BJ Habibie menggantikan
Soeharto. Banyak media massa yang muncul kemudian dan PWI tidak lagi menjadi
satu-satunya organisasi profesi. Kegiatan jurnalisme diatur dengan
Undang-Undang Penyiaran dan Kode Etik Jurnalistik yang dikeluarkan Dewan Pers.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar