Berawal ketika aku masih duduk di bangku kelas
enam SD. Waktu itu di kelas, Saya, kakak saya Pandu Siwi dan teman-teman saya
Nanda Rusbahadiah, Fauzi Adhara, dan Ahmad Fauzi sedang mengikuti pelajaran
yang berlangsung. Waktu itu kami belajar Matematika, sekitar pukul 09.00 dengan
tenangnya kami belajar mata pelajaran tersebut. Beberapa orang dari teman-teman
saya cukup mengerti dengan apa yang dijelaskan oleh guru saya Pak Rahyat,
tetapi sepertinya materi matematika kali ini terasa sulit buat saya, itulah sebabnya
saya agak malas mengikuti materi yang dijelaskan oleh guru saya itu.
Bel
sekolah berbunyi dua kali,itu merupakan tanda waktu istirahat sudah tiba,
tetapi sebelum kami semua beristirahat, Pak Rahyat tiba-tiba memberitahukan
kepada kami bahwa akan diadakan lomba cerdas cermat antar kelas. Lomba itu
diadakan untuk memperingati Isra Mi’raj yang dua hari lagi akan tiba. Pak
Rahyat kemudian menjelaskan semua peraturan yang akan dijalankan di acara
tersebut. Selesai menjelaskan semua peraturan, Pak Rahyat kemudian bertanya
kepada kami semua apakah ada dari kami semua yang berminat mengikuti acara ini.
Satu tim di setiap kelas terdiri dari tiga orang. Melihat adanya peluang untuk
menguji kemampuan kami, Saya, Nanda Rusbahadiah dan Fauzi Adhara sepakat untuk
mengikuti lomba ini. Dengan demikian kami bertiga memberitahukan kepada Pak
Rahyat bahwa kami bertigalah yang akan maju mewakili kelas kami, Tetapi saya
penasaran materi apakah yang akan diujikan di perlombaan nanti. Kemudian saya
pergi menghampiri Pak Rahyat dan berkata “ Pak, soal yang akan diujikan di
cerdas cermat nanti kaya gimna sih?. ” dan Pak Rahyat menjawab “ Ya soal-soal
tentang keagamaan .“ “ Oh begitu, makasih Pak.” Ujar ku. “ Sama-sama. “ kata
Pak Rahyat. Saya pun merasa senang dengan apa yang dikatakan Pak Rahyat,
tadinya saya pikir akan ada soal matematikanya, apalagi materi matematika yang
diajarkan oleh Pak Rahyat sebelumnya tidak begitu saya mengerti. Dengan begini
saya bisa bernafas lega.
Esok
hari di sekolah, Saya, Nanda, dan Fauzi mulai mempersiapkan diri untuk
menghadapi perlombaan yang akan dilaksanakan satu hari lagi. Kami mempersiapkan
diri dengan cara terus berusaha memahami
materi keagamaan yang diajarkan guru kami Pak Ajat, beliau mengajar dengan
sangat sabar kepada kami, sehingga kami bisa dengan mudah memahami materi yang
diajarkan.
Setelah
satu hari sebelumnya sibuk mempersiapkan diri, akhirnya hari perlombaan pun
tiba. Saya, Nanda, dan Fauzi sudah berada di sekolah sejak pukul 08.00, hari
itu adalah hari untuk memperingati Isra
Mi’raj, dan perlombaan cerdas cermatnya dimulai pukul 09.00. Sebelum
perlombaan dimulai, Saya, Nanda, dan Fauzi serta teman-teman sekelas berdoa
terlebih dahulu, hal ini kami dilakukan agar kami diberikan kemudahan oleh
Allah swt dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan oleh penguji. Waktu di jam
dinding menunjukan pukul 09.00, kami bertiga pun segara menuju ke ruang
perlombaan, tetapi terjadi hal yang tidak terduga oleh kami, ternyata penguji
dalam acara ini tidak lain dan tidak bukan
adalah wali kelas kami Pak Rahyat. Sungguh hal ini benar-benar membuat
kami terkejut.
Tak
lama kemudian perlombaan pun dimulai, di dalam ruangan ada tiga kelas yang mengikuti
perlombaan ini, kelas 6C yaitu kelas Saya, Nanda, dan Fauzi, dan yang lainnya
kelas 6A dan 6B. Walaupun mereka tim dari kelas yang cukup kuat, kami sama
sekali tidak gentar menghadapi meraka. Perlombaan pun segera dimulai, Pak
Rahyat menjelaskan peraturan-peraturannya terlebih dahulu dan kemudian mulai
mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk ketiga tim.
Tidak
terasa sudah banyak pertanyaan yang berhasil kami jawab, lalu Pak Rahyat
mengumumkan perolehan skor yang didapat oleh ketiga tim. Tim dari kelas 6A dan
6B memperoleh skor 110, sedangkan tim
kami dari kelas 6C memperoleh skor 115. Begitu mendengar bahwa skor kami adalah
skor yang tertinggi, kami bertiga merasa sangat senang, ini berarti sudah
dipastikan bahwa tim kamilah yang menjadi juara pertamanya. Sedangkan tim-tim
dari kelas 6A dan 6B harus mengikuti babak tambahan untuk menentukan juara kedua
dalam perlombaan ini. Begitu kelas 6A dan 6B selesai mengikuti babak tambahan,
Pak Rahyat pun langsung mengumumkan pemenang-pemenang dalam perlombaan ini.
Juara ketiga diraih oleh tim dari kelas 6B, juara kedua diraih oleh tim dari
kelas 6A, dan juara pertama dalam perlombaan ini diraih oleh tim dari kelas
kami yaitu kelas 6C. Ketika mendengar pengumuman ini Saya, Nanda, dan Fauzi
bersorak gembira.
Tapi
kemenangan ini ternyata tidak diterima dengan baik oleh beberapa siswa dari
kelas lain. Mereka mengatakan bahwa kami bertiga tidak bertanding dengan jujur
dalam perlombaan ini, dengan kata lain curang, padahal kami sama sekali tidak
melakukan hal seperti yang mereka katakan kepada kami. Merasa kami tidak
melakukan hal yang dituduhkan, kami bertiga tetap bersorak gembira atas
kemenangan kami “ Yeah ! ! ! “. Teman-teman sekelas kami pun ikut merasa senang
atas apa yang telah kami capai dan mereka pun merasa bangga kepada kami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar